Harian Borneo Tribune terbit cetak edar pada 15 Mei 2007. Peluncuran secara resminya, Sabtu (19/5/2007) bertempat di Pontianak Convention Center.
Harian Borneo Tribune didesain sedemikian rupa sehingga berselancar pada segmentasinya sendiri. Tipologinya adalah koran pendidikan, yakni koran yang tidak mengumbar kriminalitas, sadisme, pornografi dan pornoaksi. Sentuhan pemberitaannya lebih lugas pada sisi kemanusiaan atau humaniora. Di sini titik tekannya adalah mewujudkan media yang punya harkat dan martabat di mana pembaca merasa aman membawa di mana dan kapan saja. Dalam ilmu jurnalistik tipikal media seperti ini digolongkan sebagai white paper atau koran putih. Sebaliknya koran yang mengumbar sadisme dan gosip digolongkan sebagai yellow paper atau koran kuning.
Dengan desain sebagai koran putih, Harian Borneo Tribune menyajikan 24 halamannya dengan padat isi dan informasi. Gaya penyajiannya berbeda dari media-media yang telah pernah ada di Kalbar yakni menyajikan berita dengan gaya bercerita. Foto-foto yang ditampilkan juga foto-news yang tak jarang art dan nyentrik.
Tampilan foto-foto yang besar bukan tanpa alasan yang kuat. Foto-foto tersebut memang layak ditampilkan besar. Ia mempunyai angle. Ia mewakili lebih dari 1000 kata-kata.
Ruh dari Borneo Tribune adalah kemerdekaan berpikir dan berpendapat. Oleh karena itu visi yang ditancapkan adalah idealisme, keberagaman dan kebersamaan. Visi ini digali dari nilai-nilai luhur kemanusiaan yang bersifat universal. Untuk itulah Borneo Tribune memilih simbol enggang gading yang distilir di mana jumlah sayapnya 9-9 (melambangkan angka tertinggi atau nama-nama Tuhan yang mulia/asmaul husna), ekor 6 (melambangkan periode penciptaan semesta dalam enam masa) serta di dadanya ada lambang love (cinta-kasih). Borneo Tribune sendiri diambil dari nama Pulau Borneo, pulau ketiga terbesar di dunia.
Kebanggaan sebagai pulau terbesar ketiga di dunia dan telah pula tercatat dalam buku-buku kuno internasional, Borneo Tribune hendak menuju visi koran yang dewasa, kreatif, inovatif, terbesar dan beredar luas di kepulauan Borneo.
Hari ini Borneo Tribune membuktikannya. Kendati baru berumur 5 bulan, tetapi sudah “merdeka” untuk cetak 25.000 eksemplar. Tiras tertinggi yang pernah dicapai media cetak lokal di dalam satu dasawarsa terakhir ini.
Sekali merdeka, tetap merdeka. Hidup di alam kemerdekaan akan melahirkan banyak kreasi-kreasi terbaru. Semoga ■
Rabu, 17 Oktober 2007
Borneo Tribune Lahir di Tengah Dahaga Kemerdekaan
Posted by Noeris at 09.28
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar