Pilkada damai yang diidam-idamkan Kalbar pada 15 November 2007 serta pasca pengumuman perolehan suara menurut pengamat hukum H Rousdy Said, SH, MS amat sangat penting terletak pada Panitia Pengawas alias Panwas.
Kata dosen pasca sarjana di Magister Hukum Untan ini, Panwas ibarat wasit. Panwas harus tegas karena banyak sekali pelanggaran yang terjadi.
“Pemkot sudah teriak-teriak karena pemasangan stiker melanggar aturan. Ini pendidikan politik yang tidak baik kepada masyarakat,” ungkap Rousdy diwawancarai di sela acara halal bi halal Keluarga Besar Muhammadiyah di Asrama Haji, Sabtu (3/11) kemarin.
Kata Rousdy, Panwas hendaknya menunjukkan taringnya. “Kalau tidak apa Panwas tidak bergigi? Kalau lemas begini bagaimana mau menjadi wasit yang adil?” kata Rousdy.
Banyak item yang harus diawasi Panwas dalam Pilkada. Selain di masa kampanye juga di masa tenang. “Panwas semestinya membuka diri atas segala laporan dan pengaduan masyarakat. Panwas juga harus cepat merespon segala pelanggaran yang terjadi sehingga tidak didiamkan. Kalau didiamkan sepertinya apa yang dilakukan adalah benar-benar saja,” ujarnya.
Di masa tenang tugas Panwas menurut Rousdy yang berpengalaman duduk di Panwas era reformasi lalu menjadi sangat berat. Demikian lantaran biasa terjadinya “serangan fajar”. Hal itu menurutnya harus benar-benar diantisipasi dengan data dan fakta yang kuat serta akurat.
Sejauh ini Rousdy menilai Panwas masih kurang menunjukkan kekuatannya. Padahal wasit yang hebat juga akan dapat memperkokoh terwujudnya Pilkada damai. □
Senin, 05 November 2007
Panwas Ibarat Wasit dalam Pilkada
Posted by Noeris at 17.22
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar