Sabtu, 31 Mei 2008

Susun Kelapa eh Kepala


Ada-ada saja ide kawan-kawan model. Saat berkunjung ke Kantor Bupati Landak, Tomar dkk punya ide foto lucu di tangga naik kantor yang bernilai puluhan miliar serta baru saja diresmikan akhir tahun 2007 lalu. "Kita foto susun kelapa eh kepala," kata Jhon salah satu crew Adi Aspro.
Yang lain setuju. Saya yang jepretkan.
"Mana hasilnya?" kata Jhon.
"Oi, bagus euy!" pekiknya setelah melihat hasil akhir foto digital tersebut.
"Mana? Mana? Aku juga mau lihat," ujar crew yang lainnya rada berebutan.
"Iya! Keren euy," puji mereka.
Saya menggunakan kamera milik Tomar, pria cakep yang posisinya paling atas.
Saya cemburu dan ngiri juga. Maka saya juga minta difoto ulang. Kali ini yang jepret Jhon. Inilah hasilnya he he he. Bagus bukan?



Baca selengkapnya..

Fashion Show and Show Dance CCDF


Dunia anak-anak model adalah dunia semerbak mewangi. Penampilan mereka selalu stylis dan modis.
Sepanjang roadshow di tiga kota persembahan PT Idola Insani yang punya produk garment Cardinal, Cressida, Damor dan Fit-U (CCDF) bekerjasama dengan Harian Borneo Tribune (HBT) selaku Event Organizer lokal di mana HBT tepat merayakan ultahnya yang pertama sehingga terajutlah kerjasama mutualistik, termasuk dengan sanggar model Adi Aspro.
Adi Aspro adalah sanggar model yang sudah tidak asing lagi di Kota Pontianak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya karena punya segudang prestasi.
Lima model yang turun gunung terdiri dari dua cewek cantik dan tiga cowok ganteng. Mereka adalah Sulastri, Ayu, Tomar, Ardi dan Oki Dian Pratama.
Sulastri berkulit kuning langsat. Dia kesehariannya bersahaja dan komunikatif.
Cewek blasteran Bugis-Jawa ini punya tinggi yang mantap untuk fashion show, 170 cm dan ramping dengan berat badan 42 kg.
Putri dari prajurit TNI ini kerap kali menjadi jawara di cat walk modelling di antaranya juara pertama pink party yang dihelat Cressida tahun 2004, juara kedua top model Cardinal di Matahari Mall tahun 2004 dan juara ketiga pemilihan model Indonesia tingkat Kalbar tahun 2004.
Sebelum meninggalkan Kota Pontianak untuk menuju ke Sintang dan Ngabang, cewek yang akrab disapa Lastri ini menjadi jawara pertama Sophie Martin fashion show, 2008.
Lastri juga jawara dalam sejumlah even, sebutlah juara 1 top guest Tanggui, juara 1 West Borneo Cruiser Girl, juara 1 wajah Nescafe, juara 1 Automotive Sexy Umbrella Girl, juara kedua Merah-Putih Sophie Martin, dan juara kedua Hot SPG Contest.
Ayu tak kalah teatrikal manakala seniornya tampil di cat walk panggung. Pemilik wajah imut-imut ini baru saja menjadi jawara nasional busana etnik.
Ketika tampil memesona di Jakarta itu dia mengenakan busana etnik Dayak dengan bulu enggang di kepalanya. Prestasi itu disusulnya sebagai juara ketiga busana Sophie Martin yang tak lain runner up dari seniornya sendiri Sulastri serta Ardi.
Ardi adalah cowok kece polesan Adi Aspro. Rambutnya yang tegak bergelombang dipadu dengan wajah yang khas menyebabkan pakaian apa saja yang dikenakannya tampak pas. Begitupula saat tampil memperagakan busana santai dan luks produksi CCDF di 3 kota: Sintang, Ngabang dan Kota Pontianak.
Ardi baru saja menjadi juara kedua busana Sophie Martin yang dihelat di Kota Pontianak.
Rekan model lainnya yang tampil adalah Tomar. Cowok kece yang akrab disapa Tom ini lahir di Peniti Besar, 28 Agustus 1984. Tingginya yahud, 180 cm dengan berat 65 kg. Modis.
Model kelima yang tak kalah bertabur bintang adalah Oki Dian Pratama. Alumnus dari SMU Panca Bhakti Kota Pontianak ini langganan juara di sejumlah arena cat walk fashion model. Ia adalah jawara merah putih Sophie Martin tahun 2006, juara pertama fun couple model Sophie Martin tahun 2005, juara kedua fun couple megapro tahun 2005, juara harapan 1 bujang dare se-Kalbar tahun 2007, juara ketiga busana casual 2005, juara kedua fun couple vario 2005, dan juara pertama casual antar pelajar tahun 2004.
Sepanjang perjalanan para model ini tampak senang, riang dan gembira. Ketika saya tanyakan kenapa begitu, dijawab mereka bahwa kecantikan itu tidak berakar pada wajah dan fisik badaniah, tapi jiwa. “Jika hati kita baik, maka pancaran wajah kita juga akan menebar aura yang khas dan unik. Di sini kita kenal kata inner beauty. Inner beauty muncul dari pembawaan yang riang gembira, bukannya mengeluh, mengaduh, selalu gundah gulana,” ujar mereka.
Kalau begitu rumus kecantikan, ada baiknya digunakan pula untuk memaknai seabad kebangkitan nasional di mana kita harus senang, riang dan gembira sehingga wajah Indonesia juga akan tampil dengan harkat dan martabatnya karena lahir dari inner beauty yang sejati. ■









Baca selengkapnya..

Debut Sukses Penampilan Henky dan Sir Rooney


Masih dalam rangkaian peringatan HUT pertama harian Borneo Tribune, Sintang adalah kota pertama yang menjadi tempat road show pentas hiburan rakyat, sebelum Kota Ngabang dan Kota Pontianak.
Di pentas hiburan rakyat ini, masyarakat Sintang dihibur dengan penampilan group band asal Bandung Sir Rooney, artis serba bisa yang wajahnya selalu menghiasi layar kaca TV nasional yaitu Henky Kurniawan dan sejumlah model asal Kota Pontianak.
Sejumlah model memperagakan produk--pakaian terbaru PT. Idola Insani yang punya empat merk pasar Cressida, Cardinal, Fit U dan Damor.
Sore Rabu (21/5) sekitar pukul 17.00 WIB, rombongan panitia yang dipimpin langsung oleh Pemred Borneo Tribune, Nur Iskandar meluncur dari lapangan GOR Baning Sintang menuju gedung LPP RRI yang beralamat di Jalan JC. Oevang Oeray.
Begitu tiba di Gedung RRI, rombongan yang diangkut dengan menggunakan dua mobil kijang ini langsung disambut ramah sejumlah karyawan RRI yang tengah sibuk mempersiapkan puncak peringatan Harkitnas pada 24 Mei. Tak lama kemudian, Hengky Kurniawan serta personil Sir Rooney langsung digiring menuju studio pro II RRI dan langsung dipandu oleh DJ Nita.
Dalam bincang-bincang dengan sang pemandu, Hengky mengatakan bahwa kehadirannya di Kota Sintang dalam rangka promosi produk terbaru Cressida dan Cardinal serta promo album perdananya dengan tembang hitsnya "Cintaku yang Hilang".
"Untuk promo album, Sintang masuk kota yang ke-30 dari tur kami ke-60 kota di Indonesia," jelas Hengky. Hengky juga mengatakan bahwa dari 10 lagu yang ada dalam compact discnya, 9 di antaranya ditulisnya sendiri.
Selanjutnya kelompok band Sir Rooney yang tak lain tak bukan merupakan kelompok band yang lahir dari Kota Pontianak tumbuh sukses di Kota Kembang Bandung. Lima personil dari group band ini masing-masing Wahyu (vocal), Ridho (bass), Ony (gitar), Andre (Gitar) dan Ade (drum).
"Kita tampil all out menghibur masyarakat dengan lagu-lagu hits kami. Yang paling baru adalah "Ternyata Kau Mendua," tutur Wahyu yang rambutnya dicat habis warna blonde.
Andre crew lainnya menambahkan kelahiran Sir Rooney berawal dari sebuah event yang digelar A Mild Wanted 2007 lalu. Dalam event itu ke lima anak muda ini sepakat bergabung dengan difasilitasi seorang dewan juri akhirnya berdirilah kelompok band Sir Rooney.
Di hadapan massa tiga kota besar di Kalbar, hit-hit Henky dan Sir Rooney menghentak massa sehingga massa ikut berjoget dan melambai-lambaikan tangannya. Lagu pop romantis yang didendangkan menyerap tenaga massa.
Hengky Kurniawan melantunkan lagu-lagu dalam album perdananya sekaligus atraktif dengan penonton yang beruntung dengan bagi-bagi hadiah.
Acara yang rata-rata dimulai pukul 19.30 berakhir dengan sempurna pada pukul 22.30 WIB. Semua berjalan tuntas, dan puas. Sebuah peringatan Harkitnas yang bernas.


MC yang dipandu Adi Aspro tampil mengocok perut massa dengan guyon-guyonannya yang kocak seperti password di Kota Ngabang yang harus dijawab dengan kata auuuk. Massa pun bersorak gembira. Apalagi dihentak dengan penampilan band lokal RNC serta ditampilkannya band Sir Ronney dengan melantunkan 6 lagu lawas mereka.
Bulan di langit pun seperti ikut bergembira dengan menampakkan wajahnya yang lenbut. Massa terus merangsek ketika Hengky Kurniawan Chova melantunkan sejumlah lagu. Si Bintang sinetron dan vokalis lagu gadis impian ini tampil memukau dengan berbagi banyak doorprize dari Damor, Cressida, Fit U.
Penampilan sempurna dengan hadirnya Ayu, Lastri, Ardi dan Tomar selaku model-model cantik dan kece, mereka menampilkan fashion show dan fashion dance. Aplaus membanjir dan penonton banjir hadiah.
Pentas di Kota Pontianak Sabtu (24/5) menyusul sukses di 2 kota sebelumnya yakni di Kota Sintang (21/5) dan Kota Ngabang (23/5). ■




Baca selengkapnya..

Kejujuran di Era Krisis Multidimensi


Pada edisi Sabtu (31/5) halaman satu kami menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan terbit untuk Harian Borneo Tribune edisi 27, 28 dan 29 Mei 2008.
Kepada para pelanggan Harian Borneo Tribune kami menyampaikan penjelasan kenapa Harian Borneo Tribune tidak terbit sebagaimana biasanya. Hal itu dikarenakan faktor non teknis.
Faktor non teknis itu tak lain dan tak bukan adalah karena stok kertas kami di gudang telah habis sama sekali—sudah di luar batas toleransi stok gudang yang biasanya kami bangsi beberapa hari—sedangkan di Pelabuhan Pontianak kapal Segoro Mas yang mengangkut kertas-kertas kami tidak dapat bongkar muat karena antrenya sejumlah kapal, baik kapal asal dalam maupun luar negeri. Kertas yang kami pesan tetap berada di lambung Kapal Segoro Mas sejak tanggal 26 Mei 2008.
Tak mudah memang mengurus logistik yang bukan tergolong barang kecil yang bisa menembus waktu dengan angkutan udara. Kertas yang besarnya laksana tempayan dan beratnya setengah ton untuk setiap roll tak mudah diangkut begitu saja, bahkan oleh pesawat reguler tidak bisa masuk pesawat sama sekali.
Dalam masa penantian tersebut kondisi semakin sulit dengan rusaknya mesin hidrolik yang dimiliki pelabuhan sehingga bongkar muat kontainer tidak secepat hari-hari biasanya. Oleh karena itu dengan amat sangat terpaksa tiga hari kami tidak dapat memproduksi koran kendati proses produksi liputan tetap dilakukan.
Alhamdulillah sejak Jumat 30 Mei 2008 logistik kertas kami telah memasuki gudang sehingga penerbitan berlangsung normal kembali. Kami pun mencetak ulang edisi yang sebelumnya tercekat 27, 28, dan 29 Mei.
Kepada para pelanggan yang merasa perlu menyimpan edisi harian kami, kami hantarkan sebagaimana biasanya. Sedangkan yang ingin discount atas ketidak hadiran koran tiga edisi itu juga kami penuhi.
Atas segala kejadian non teknis di atas kami mohon maaf yang sebesar-besarnya diiringi konsinyasi kepada pelanggan sesuai dengan tarif koran yang tidak tiba ke tangan pembaca. Sedangkan kepada pengiklan, kami memberikan tambahan waktu terbit sebagai konpensasi.
Sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga pelanggan dan mitra Borneo Tribune maklum adanya.
Pembaca yang budiman, pengakuan jujur tersebut di atas kami sampaikan dengan penuh kesadaran bahwa era saat ini adalah era multikrisis. Tidak ada di antara kita yang tidak terkena badai krisis tersebut. Dimulai dari krisis kenaikan tarif listrik, kenaikan tarif BBM, hingga krisis moral yang kasus per kasusnya mencuat tiada kenal kata henti: sebutlah kasus korupsi, manipulasi, dan kriminalitas. Semua membuat kita perih.
Dalam kondisi seperti itu kami di Harian Borneo Tribune tetap punya semangat dengan vitalitas yang tinggi untuk bekerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas. Kami yakin bahwa kami akan bisa melalui masa-masa krisis ini dengan penuh vitalitas terlebih mendapat dukungan total pula dari para pembaca, para pelanggan, para pengiklan dan seluruh stakeholder di Kalbar.
Keberhasilan itu sudah di depan mata kita semua sebagaimana kami publikasikan lewat berbagai kegiatan Harian Borneo Tribune. Baik edisi harian, maupun kegiatan-kegiatan akademik di Tribune Institute-nya. Salah satu yang teranyar adalah roadshow gema kebangkitan nasional yang kami garap bareng bersama PT Idola Insani seperti terungkap melalui edisi khusus Minggu (1/6) hari ini.
Akhir kata, selamat membaca Harian Borneo Tribune dan semoga berkah serta pintu rahmat Allah terbuka bagi kita semua. Amiin. ■




Baca selengkapnya..

Menuai Sukses di Kota Pontianak-Water Front Diperpanjang Hingga Pelabuhan Sheng Hie


Pentas hiburan rakyat yang diusung Harian Borneo Tribune bersama PT Idola Insani pemegang hak merk Cardinal, Cressida, Damor dan Fit U, menuai sukses di Taman Alun Kapuas, Sabtu (24/4) malam.
Sebelumnya, event yang menampilkan artis serba bisa dan sering muncul di layar kaca, Hengky Kurniawan Chova serta group band Sir Rooney mampu menyedot dan menghibur masyarakat di Kabupaten Sintang, Rabu (21/5) dan Kabupaten Landak, Jumat (23/5).
Masyarakat Kota Pontianak dan sekitarnya sejak pukul 18.00 sudah tampak berdatangan di taman yang berada di depan Makorem tersebut. Massa terus bertambah dan tak beranjak hingga acara berakhir.
Sebelum menyaksikan penampilan Hengky Kurniawan, massa yang diajak untuk ‘bangkit’ oleh Wakil Walikota Pontianak, Sutarmidji, SH, M.Hum setia mendengarkan siraman mutiara motivasi agar maju dalam peradaban pembangunan.
Dengan suaranya yang lantang, sosok yang dekat dengan masyarakat, Ketua DPD PPP Kota Pontianak ini mengimbau agar warga Kota Pontianak selalu mencintai tanah air dan bangsa. Apalagi, saat ini, bangsa Indonesia memperingati seabad hari Kebangkitan Nasional. Oleh karenanya, masyarakat jangan sekali- kali meremehkan bangsanya sendiri.
“Bangsa Indonesia harus bangkit. Indonesia Bisa. Jika kita mau kita bisa,” seru Sutarmidji.
Wakil Walikota yang merupakan kandidat utama calon walikota pada Pilkada Nopember mendatang ini mengakui sudah lama Taman Alun Kapuas tercinta ini tidak diisi dengan hiburan terbuka untuk rakyat secara gratis. “Mudah- mudahan, dengan panggung hiburan ini, masyarakat Kota Pontianak bisa meninkmati malam Minggu dengan gembira,” ucapnya.
Untuk itu, ke depannya, ungkap Sutarmidji, Pemerintah Kota Pontianak berencana akan merenovasi kembali Taman Alun Kapuas agar menjadi tempat rekreasi masyarakat yang murah meriah. Salah satunya, akan dibuatkan air mancur di tengah lapangan, dan akan memperpanjang water front di tepian Sungai Kapuas hingga Pelabuhan Sheng Hie. “Ini dimaksudkan, agar masyarakat bisa menikmati secara penuh, betapa indahnya pemandangan di tepian Sungai Kapuas,” ucapnya.
Mendengar Taman Alun Kapuas akan direnovasi, secara spontan aplaus masyarakat membahana. Tepuk tangan dan sorak-sorai menggema menyambut baik niat Pemkot tersebut.
Sutarmidji benar-benar dekat dengan massa. Ia menyaksikan aksi panggung hingga acara tutup tuntas pukul 23.00 WIB. ■



Baca selengkapnya..

Lautan Manusia di Bardan Nadi-Kedua Terbesar Setelah Kampanye Cornelis

Lapangan Bardan Nadi Ngabang tersulap jadi lautan manusia. Puluhan ribu massa berkumpul menyaksikan pesta hiburan rakyat yang dipersembahkan CCDF-HBT dalam menyambut dan mengisi seabad Hari Kebangkitan Nasional bersama Bupati Landak, Drs Adrianus Asia Sidot, M.Si Jumat (23/5) malam.
Walaupun hujan deras membasahi persada di sepanjang sore hari, tapi tidak menyurutkan massa untuk datang dari kampung maupun kota. Mereka tak bergeming hingga pukul 22.00.
Tak mudah bagi rombongan Bupati untuk memasuki lokasi karena padatnya massa. Jalur alternatif akhirnya digunakan akibat saluran utama sudah sumbat oleh massa pada pukul 19.30. Jalur itu adalah jalur melingkar dari sekolah ke bagian belakang dari panggung. Bupati dan Kapolres pun menempati tempat duduk di panggung utama didampingi panitia CCDF dan Borneo Tribune.
Bupati dalam sambutan membuka acara mengucapkan selamat ulang tahun kepada Harian Borneo Tribune (HBT) yang genap berusia setahun. “Baru satu tahun sudah demikian besar, apalagi tahun-tahun berikutnya. Kita doakan agar jauh lebih besar lagi,” ungkapnya disambut kata amiin dari hadirin.
Kata pria bersahaja yang lekat dengan kacamatanya itu, Harian Borneo Tribune sebagai koran pendidikan sama berjuang dengan semangat Budi Oetomo yang didirikan Dr Soetomo dkk pada 1908. Dengan semangat pendidikan tersebut rakyat bangkit bersatu mencapai kesejahteraan.
Dalam kondisi saat ini di mana dunia dilanda krisis energi dan pangan, Bupati mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan lahan pertanian agar produktif. Hanya dengan lahan yang berlimpah serta diolah dengan penerapan teknologi tepat guna Kalbar bisa menjual hasil-hasil alamnya: padi, karet, kelapa, kakao, kopra.
Dikatakannya produk CCDF adalah salah satu bukti nyata, di mana alam diolah sedemikian rupa sehingga hasil serat menjadi pakaian jadi. Produksi PT Idola Insani menjadi bukti bahwa produksi dalam negeri bisa memenuhi selera konsumen. Tak hanya lokal Indonesia, tapi juga sampai mancanegara.
Usai tampil sebagai pembicara tunggal dalam pembukaan panggung hiburan rakyat, Bupati yang akrab disapa dengan sapaan Pak Adri didampingi istri setia menonton atraksi dan sahut-sahutan massa di lapangan Bardan Nadi. “Saya suka seni, kita bisa rehat dengan budaya,” bisik Adri di telinga Pemred Borneo Tribune, Nur Iskandar.
Bupati Adri mengakui bahwa tak gampang mengumpulkan massa. Kondisi hari ini menurutnya massa berkumpul luar biasa di Lapangan Bardan Nadi. Menurut Adri, jumlah sekitar 50 ribuan jiwa ini kedua terbesar setelah kampanye terakhir Bupati Landak yang saat itu dijabat Drs Cornelis, MH dan telah terpilih sebagai Gubernur Kalimantan Barat. “Okelah sama-sama selamat dan sukses ya,” ujar Adri bersama Kapolres AKBP Drs Subnedih saat pamit di 2/3 acara berlangsung karena esok pagi acara pemerintahannya sudah padat menanti. ■




Baca selengkapnya..

Milton-Budi Duet Semangati Massa-Sintang Bersemi


Raung sirine terdengar membelah jalan protokol Kota Sintang. Kendaraan satuan polisi pamong praja Kota Sintang berkilau warna biru membuka ruang bagi hadirnya Bupati Drs Milton Crosby, M.Si didampingi Wakil Bupati dr Jarot Winarno serta Kapolres AKBP Drs Budi Yuwono.

Lapangan outdoor Baning yang luasnya dua kali lapangan sepakbola sudah penuh sesak oleh lautan manusia dalam rangka menghadiri pentas seni hiburan rakyat yang dipersembahkan oleh CCDF, Borneo Tribune dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengisi seabad hari kebangkitan nasional, Rabu (21/5).
Petinggi Muspida ini duduk di panggung kehormatan yang berhadapan dengan pentas terbuka sebagai tempat aksi dari para selebriti. Para petinggi ini juga didampingi oleh Direktur Marketing PT Idola Insani yang memegang hak merk Cardinal, Cressida, Damor dan Fit U, Johan Thiofilus.
Milton, Jarot, Budi, serta Johan tampak kecil di tengah kerumunan massa. Untung saja petugas dari Satpol PP dan Polresta Sintang setia memagar betis sehingga ada ruang untuk naik-turun panggung secara leluasa.
Acara dibuka dengan master of ceremony Adi Aspro yang mantan dosen di FKIP Untan, serta kini menjadi koreografer di lembaga binaannya sendiri Adi Aspro. Adi menyapa dengan hangat massa yang menyemut ke bibir panggung. “Apa kabar Sintang?”
“Baik,” jawab massa bergemuruh.
“Mau hadiah baju-baju bagus produksi dalam negeri sebagai hadiah kebangkitan nasional?” tanya Adi enterteinly.
“Mauuu.” Massa merangsek maju.
Empat orang terpilih kemudian naik ke atas pentas. Mereka diberikan sejumlah kuis yang menghibur massa. Gelak tawa dan tepuk riuh pun membahana. Hadiahnya adalah satu paket produksi CCDF.
Setelah satu sesi bagi-bagi doorprize selesai, MC mempersilahkan kepada Bupati dan Kapolres untuk tampil ke atas pentas. Keduanya diberikan kesempatan duet berdialog di tengah-tengah massa.
Kapolres Sintang Budi Yuwono meraih mikrofon sebagai pembicara pertama. Ia membuka kata-katanya dengan apa itu makna kebangkitan nasional. Menurutnya bangkit sama dengan bangun dan menggunakan semua energi, tenaga dan kemampuan untuk bekerja. Kerja adalah karya nyata yang produktif sehingga memberikan marwah, harkat dan martabat sebagai individu, bangsa maupun negara.
Kapolres mengajak massa yang diperkirakan mencapai 30 ribu jiwa yang hadir di lapangan Baning untuk bekerja dengan penuh semangat serta berjuang keras untuk terus menciptakan kondisi aman dan nyaman. Sebab prasyarat lahirnya karya-karya nyata masyarakat adalah kondisi keamanan serta stabilitas yang terjamin.
Pidato Budi Yuwono ditimpali Milton Crosby yang berdiri di sampingnya. "Sintang semakin bersemi dengan adanya kebersamaan. Apalagi tak lama lagi Sintang akan menjadi ibukota provinsi baru," ungkap Milton yang disambut gemuruh tepuk tangan massa. “Hidup Sintang!” jawab massa.

Milton menyerukan pesan-pesan pembangunan, mulai dari produksi di bidang pertanian, seni-budaya, hingga pendidikan. Dia juga menyebut Borneo Tribune sebagai media pencerdasan telah melakukan yang terbaik secara progressif hingga ke Sintang.
Tepuk tangan terus membahana membayangi pidato Milton Crosby. Ia juga menjelaskan 5 rumus sukses, yakni kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas, serta menghindari narkoba serta minum-minuman keras.

Milton juga mengucapkan selamat kepada Harian Borneo Tribune, yang 19 Mei kemarin genap berusia satu tahun. “Saya bangga dengan Borneo Tribune yang selalu mengisi kegiatan dengan event-event cerdas dalam rangka mencerdaskan masyarakat. Kami merasa mendapatkan kehormatan Sintang menjadi kota pertama yang dikunjungi. Semoga Borneo Tribune semakin eksis di Kalbar terutama di Kota Sintang,” ucapnya.

Sebelum kedua pejabat ini turun ke tribune kehormatan, Direktur Marketing PT Idola Insani yang memegang hak merk Cardinal, Cressida, Damor dan Fit U, Johan Thiofilus menyerahkan bingkisan. Setelah itu panggung pun semarak dengan atraksi fashion show menampilkan para model utama milik Adi Aspro.

Empat peraga busana memikat massa dengan gaya mereka yang atraktif. Pentas yang tingginya dua meter dengan luas 8x6 meter begitu menyihir massa dengan tata cahayanya yang laksana warna-warni pelangi. ■



Baca selengkapnya..

Bersama Johan Thiofilus dan Henky Kurniawan-Kalbar Memang Besar



Direktur Marketing PT Idola Insani yang memegang hak merk Cardinal, Cressida, Damor dan Fit U, Johan Thiofilus memandang lapangan yang luas dengan hati was-was. Ia kuatir Lapangan Baning yang terhampar di depan matanya setelah panggung berdiri kosong melompong saat event dihelat malam hari.
Para petugas bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing. Panggung dihias, umbul-umbul didirikan, dan check sound Mariska Band di bawah asuhan H Burhanuddin dilakukan hingga sore hari Rabu (21/5). Para artis dan model juga melakukan gladi resik di sore hari yang cerah tersebut di bawah arahan Wix dan Andris.
Johan yang tak lain orang nomor satu di jajaran marketing tipikal pria pekerja keras. Dia mencapai posisi terbaiknya saat ini setelah malang melintang sebagai sales, pedagang ritel, hingga dia kenal betul karakter pasar sehingga amat berguna bagi perusahaannya.
Dengan kerja kerasnya, dia berhasil melejitkan produksi PT Idola Insani yang punya merk dagang terkenal di kalangan kawula muda Cardinal, Cressida, Damor dan Fit-U. Konter-konter dengan merk CCDF itu pun bertaburan di Nusantara.
Di Kota Sintang saja, konter CCDF tak kurang dari enam unit. Begitupula di Landak dan Kota Pontianak. “Penjualan kita di wilayah hulu Kalbar sangat pesat. Dapat dikatakan kami merajai industri garmen di daerah hulu ini,” ungkap Johan yang saat diwawancarai mengenakan baju produk perusahaannya sendiri, casual.
Dengan hati was-was Johan menyaksikan massa mulai membanjiri lapangan Baning. “Sempurna,” pujinya melepas was-was. Terutama setelah Bupati dan Kapolres melepas pidato peringatan Harkitnas-nya yang disambut tak kurang dari 30 ribu massa.
Kenyataan berikutnya diterima Johan di Kota Ngabang. Bahkan diakuinya di Kota yang bupatinya terpilih sebagai Gubernur Kalbar, Drs Cornelis, MH massanya dua kali lipat. “Kami puas dengan hasil kerja keras seluruh panitia,” pujinya.
Pria yang punya tinggi 180 cm ini selalu hadir di lapangan. Dia mengatakan Kalbar memang besar. Jika dikelola dengan ide-ide besar, akan mampu menjadi perhatian nasional. “Kalbar aman dan nyaman, kami yakin Kalbar akan jadi provinsi besar dengan capaian kesejahteraan masyarakatnya,” ungkapnya.
Johan saat di panggung Taman Alun Kapuas melepas senyum di haribaan puluhan ribu massa. Dia dengan setia menyerahkan kantong-kantong bingkisan CCDF ke tangan si artis kece, Henky Kurniawan.
Di depan massa yang histeris, Henky si artis sinetron memuji kebersamaan yang dilihatnya sejak di Sintang, Ngabang dan Kota Pontianak. “Saya suka dengan massa di Kalbar yang besar tapi aman tanpa ada kasus kriminalitas sama sekali. Kondisi ini harus terus dipertahankan,” ujarnya memberikan pujian kepada aparat keamanan dan pemerintahan.
Henky punya olah vokal yang bagus. Dia sebenarnya tidak hanya mampu menyanyikan lagu pop, tapi juga dangdut. “Hanya saja dalam tour kali ini saya memang promo lagu baru saya berjudul Cintaku yang Hilang,” ungkapnya.
"Untuk promo album, Sintang masuk kota yang ke-30 dari tur kami ke-60 kota di Indonesia," jelas Hengky.
Hengky juga mengatakan bahwa dari 10 lagu yang ada dalam compact discnya, 9 di antaranya ditulisnya sendiri. Ini persembahan anak bangsa dari menyambut dan mengisi hari kebangkitan nasional. ■





Baca selengkapnya..

Roadshow Kebangkitan Nasional


Segudang masalah pelik bangsa hadir tak terperi. Kecaman dan kegundahan terdengar di mana-mana. Tetapi berpangku tangan dan mencerca saja tak akan menyelesaikan seinci pun permasalahan kecuali menambah masalah menjadi lebih rumit.
Kenaikan tarif dasar listrik yang disusul kenaikan harga bahan bakar minyak benar-benar berimplikasi sangat besar bagi totalitas kehidupan, mulai dari pribadi, keluarga, sekolah, transportasi, produksi wiraniaga, industri, hingga APBD-APBN negara kita.

Pada satu sisi kita dihadapkan pada bukit masalah yang membelenggu, pada sisi lain kita berada pada momentum seabad kebangkitan nasional. Momentum yang mengingatkan kita pada etos kejuangan, di mana dengan semangat (spirit) kebersamaan, semangat belajar, semangat menuntut ilmu pengetahuan, semangat pendidikan, kita telah berhasil mencapai komitmen kebangsaan sejak 1908 dan berbuah pada 1928 melalui ikrar satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.
Proses perjuangan itu memang tidak mudah. Tidak bertabur bunga dan pujian di sekeliling, melainkan bersimbah keringat, darah dan air mata. Membutuhkan pengorbanan yang tak bernilai harganya, sampai harta maupun nyawa sekalipun.
Etos perjuangan dan pengorbanan membuahkan hasil kemerdekaan di tahun 1945 dan kini kita menikmati hidup di alam bebas dari penjajahan fisik maupun idiologis setelah lebih dari 3,5 abad dijajah imprealisme Belanda. Namun masalah belum selesai. Kita dihadapkan pada masalah krisis energi yang berdampak pada kanaikan harga BBM, serta krisis pangan di mana nyaris semua alat dan bahan produksi diimpor. Beras impor, kedele impor, bahan kimia dan obat-obatan impor, bahkan tenaga-tenaga kerja profesional pun NKRI mengimpor dari negara lain. Lalu bangsa kita ini bisanya apa?
Atas segala pertimbangan lokal dan global tersebut di atas, Harian Borneo Tribune bergandengan tangan dengan banyak pihak untuk memaknai seabad kebangkitan nasional tersebut dengan menyelenggarakan roadshow (pertunjukan jalanan/terbuka) kebangkitan nasional. Borneo Tribune bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Pemkot Pontianak, Pemkab Landak, Pemkab Sintang dan jajaran keamanan untuk roadshow massal bersama artis ibukota Henky Kurniawan Chova serta artis band yang sedang naik daun Sir Rooney. Borneo Tribune juga bekerjasama sebagai event organizer lokal atas PT Idola Insani yang dalam semangat kebangkitan nasional memperkenalkan produksi dalam negeri bermerk Cardinal, Cressida, Damor dan Fit-U (CCDF).
Kesempurnaan hasil benar-benar dicapai melalui semangat kebersamaan ini melalui atraksi panggung terbuka yang bersifat gratis di tengah-tengah masyarakat. Puluhan ribu massa tumpah ruah di lapangan terbuka baik di Baning-Sintang, Bardan Nadi-Ngabang, maupun Taman Alun Kapuas-Kota Pontianak.
Pesan-pesan pembangunan, show produksi PT Idola Insani sebagai bentuk karya nyata, merupakan totalitas semangat menghadapi berbagai kesulitan ekonomi. Kesemua itu disampaikan secara langsung oleh masing-masing leader, kepala daerah, kepala pemerintahan. Begitupula pesan-pesan keamanan disampaikan oleh setiap kepala polisi di daerah Kabupaten Sintang, Landak dan Kota Pontianak.
Roadshow berjalan sukses, aman dan lancar. Rakyat memberikan apresiasinya yang tinggi. Hal ini sekaligus bukti nyata bahwa jika kita kita bersatu, kita mau, kita bisa. Tak ada masalah seberat apapun jika kita atasi dengan bersama-sama yang tidak selesai dengan sukses dan gemilang.
Jika roadshow di tiga kota Kalbar berlangsung sukses, kita berharap gema kegiatan kolosal tersebut juga menggetar hingga ke seantero Bumi Khatulistiwa. Di mana semangat perjuangan akan seabad kebangkitan nasional diuji dengan konteks terkini: bagaimana kita bisa tetap maju terus pantang mundur. Meretas bukit masalah yang membelenggu dengan memanen kesejahteraan serta kemakmuran. ■



Baca selengkapnya..

Kamis, 29 Mei 2008

Produk Expo Kalimantan Barat

Kegiatan Agro and Food Expo yang diikuti Pemprov Kalbar Cq Dinas Pertanian di Jakarta memberikan kabar menggembirakan di mana tiga produk hasil pertanian diminati hingga ke negeri Belanda. Tak hanya kagum dengan juice jeruk dalam kemasan botol, pupuk organik dalam bentuk pelet, tapi juga brown sugar (gula semut).

Brown sugar Kalbar memiliki aroma khas yang sangat berbeda dengan produksi gula di daerah lain, dan produk brown sugar dari Kalbar ini diundang untuk mengikuti pameran serupa di negeri Belanda.

Aloevera asal Kalbar juga menjadi incaran produk makanan, salah satunya Pimpinan PT Olaga Food yang akan memesan tepung Aloevera. Sementara untuk produk pupuk organik selain diminati oleh pengusaha perkebunan lokal, juga diminati oleh Australia, dan Canada.

Kita tentu senang mendengar kabar tersebut. Tetapi kita juga tak mau tertipu seperti janji parpol dalam kampanye pemilu. Rakyat selalu mengatakan, “Kami tak butuh janji, tapi kami perlu bukti.”

Soal jeruk, kita sudah jatuh bangun beberapa kali. Kenyataan sekarang di musim panen raya, jeruk yang menjadi primadona di Kabupaten Sambas juga anjlok. Dengan harga yang anjlok kita kuatir kemampuan petani merawat lahannya menjadi rendah serta tanaman mudah terserang hama penyakit.

Dengan tidak melemahkan semangat berpromosi, kita meminta kepada Dinas Pertanian untuk benar-benar membimbing dan menyalurkan produksi juice jeruk seperti dipajang di arena pameran. Demikian dikarenakan juice jeruk merupakan salah satu alternatif paling mudah dalam menampung dan mengolah buah jeruk yang panen berlebih-lebihan.
Keutamaan juice jeruk tentu saja sangat banyak. Salah satu di antaranya adalah kandungan vitamin C-nya yang tinggi.
Vitamin C amat berguna bagi kesehatan. Termasuk pembentukan kecerdasan bagi anak-anak balita.
Jika kita hendak memajukan jeruk Kalbar, mestinya secara lokal juga mendukung pemesanan produksi ini. Misalnya untuk para tamu di hotel, welcome drink di acara-acara pemerintahan, kado buat tamu yang akan pulang dari Kalbar, hingga gerakan minum huice jeruk di sekolah-sekolah.
Tepung Aloevera juga bukan kali ini kita dengar. Pujian mancanegara terasa seperti menggelitik kuping belaka. Sejauh ini tepung Alovera yang ada di Kota Pontianak belum pernah memasuki pasar internasional. Produksi yang ada baru pada tingkat riset. Lalu bagaimana jika pesanan itu datang dalam kapasitas besar? Di mana tepung lidah buaya itu bakal diproduksi?
Agaknya untuk urusan Aloevera itu butuh sikap yang superserius dari pemerintah, khususnya Pemkot di bawah koordinasi Pemprov Cq Dinas Pertanian.
Pupuk organik dalam bentuk pelet memang sedang optimal di Kota Singkawang. Trend pertanian organik membutuhkan produksi pupuk organik. Data yang ada sejauh ini produksi belum memenuhi kebutuhan konsumen.
Begitupula brown sugar. Gula semut yang kita kenal pula sebagai gula merah diproduksi di Kakap. Kemasan yang bagus dan rapi akan meningkatkan daya jualnya.
Kita mendukung semua yang terbaik dari promosi hasil-hasil pertanian. Karena sebagai negara agraris memang sudah selayaknya kita punya perhatian sangat serius kepada bidang yang paling banyak menyerap tenaga kerja ini.
Terkait dengan krisis energi dan pangan, lapangan pertanian menjadi jawaban tepat. Revitalisasi pertanian menemukan jiwa dan momentumnya pada saat ini. ■







Baca selengkapnya..

Data Lama Pembagian BLT

Apa yang kita dapatkan dari pembagian BLT jilid satu pada saat pemerintah menaikkan harga BBM tempo hari? Antrean panjang warga miskin tua muda, laki-perempuan—yang nilainya hanya Rp 100 ribu sehingga ada yang terinjak-injak hingga nyawa melayang.
Di tempat lainnya tidak hanya nyawa mereka yang melayang, juga adu urat leher antara rakyat miskin dengan para petugas sehingga tak jarang petugas dihantam dengan kursi, kaca kantor pecah berderai, dan ada petugas desa yang dijemput maut.
Gara-gara BLT nyawa terpaksa melayang. Masih belum cukupkah menyiksa rakyat? Belum cukupkah bukti-bukti pembodohan itu?
Kenaikan BBM ditempuh pemerintah oke oke saja karena tidak ada satu bangsa pun yang terimbas dengan kenaikan harga produksi BBM per barel yang terus membumbung tinggi sehingga menurut lagu Iwan Fals “susu tak terbeli” dan “anak kami kurang gizi” menemukan relevansinya.
Pola pikir pemerintah saat ini yang menggunakan data lama tahun 2005-2006 sama sekali tak dapat diterima dengan akal sehat. Sudah dapat dipastikan jumlah masyarakat miskin bertambah banyak. Lalu dimana dimensi keadilan terhadap mereka yang miskin itu?
Pada tahun 2005, saat BBM dinaikkan, sudah tampak di depan mata adanya gelombang protes. Terutama dari mereka yang merasa miskin tapi tak termasuk dalam daftar keluarga miskin. Kenapa dianggap sepi saja? Padahal di sejumlah tempat tampak antrean panjang tua-muda, laki-perempuan, nenek-nenek-kakek-kakek, tak jarang terinjak sampai mati. Di tempat yang lain demo menyebabkan kantor desa pecah berderai sampai petugasnya luka-luka, dan ada pula yang tewas.
Dianggap sepi sajakah? Tentu saja tidak boleh hal ini dibiarkan. Kita berhak mengingatkan pemerintah karena pemerintah kita pilih melalui pemilu.
Tampaknya suara rakyat hanya didengar untuk pemilu. Suara rakyat yang katanya suara Tuhan hanya didata ulang untuk kepentingan pemilu. Tujuannya jelas, untuk mereka-mereka naik kembali ke panggung pemerintahan.
Pada saat rakyat lapar, rakyat jatuh miskin, tak ada pendataan ulang yang merupakan kewajiban pemerintah. Data pembagian BLT masih tetap mengacu pada data tahun 2005-2006. Betapa sulitkah mendata ulang? Tak cukup banyakkah tangan-tangan pemerintah untuk melakukan itu? Mustahil! Lalu kemana pula dana besar akibat kenaikan BBM? Kenapa tidak sedikit dikucurkan buat pemutaakhiran data rakyat yang berhak menerima BLT?
Kita berhak mengingatkan pemerintah agar rakyat sejahtera. Kita juga berhak mengatur dengan kearifan lokal dana BLT itu selama pemerintah daerah di provinsi atau kabupaten-kota ini punya nyali.
Misalnya saja, dana BLT provinsi Kalbar ditahan sebentar untuk dilakukan pendataan ulang dengan cermat. Libatkan RT-RW setempat. Libatkan rakyat mendaftarkan dirinya dengan klasifikasi miskin yang jelas sehingga tidak ada yang rangkap atau double.
Kucuran BLT sebaiknya jangan uang tunai kepada mereka yang masih mampu untuk bekerja. Gunakan cara padat karya seperti proyek pembangunan jalan, jembatan, irigasi, drainase, dan lain-lain yang mendidik.
Bagi yang benar-benar miskin dan tak mampu bekerja, sebaiknya diberikan dana BLT dengan cara-cara manusiawi sehingga tidak perlu antre. Mesti ada petugas yang jujur yang mengantarkan ke tempat dalam bentuk buku tabungan, atau uang tunai. Petugas ini selayaknya digaji agar tidak bekerja dengan proyek thank you saja. Sehingga tidak memotong dana BLT yang semestinya dinikmati rakyat miskin.
Pemerintah juga mesti membuka posko laporan penyimpangan BLT. Bila perlu sampai ke KPK. Yang terbukti menyimpang segera ditindak tegas.



Baca selengkapnya..

MTQ Provinsi di Singkawang

MTQ Provinsi yang saat ini sedang berlangsung di Kota Singkawang berlangsung spektakuler dan berkesan. Bukan hanya dalam atraksi tahar, tari, dan koreografi, tapi juga kembang api hingga sejumlah mata acara di sepanjang arena MTQ.
Pawai takruf juga berlangsung semarak, seiring dengan gema lantunan ayat-ayat suci dalam mencari pembaca yang terbaik di tingkat provinsi Kalimantan Barat. Keberhasilan itu resultan dari kerja keras dan kebersamaan di jajaran Pemkot Singkawang.

Persiapan sudah dilakukan jauh-jauh hari sejak Walikota masih dijabat Drs Awang Ishak, M.Si. Namun dalam Pilkada kemarin, incumbent dikalahkan oleh pasangan Hasan Karman-Edi R Yacoub. Estafet pembangunan maupun MTQ pun beralih tangan.
Semula banyak pihak yang menyangsikan apakah duet Hasan Karman-Edi R Yacoub bisa membuat MTQ berlangsung sukses. Demikian lantaran mereka tergolong pendatang baru, belum punya pengalaman, bahkan dari aspek teologi, ada sedikit perbedaan.
Di awal pelantikannya Hasan Karman dan Edi menyatakan siap untuk menyukseskan MTQ. Mereka dalam waktu singkat sudah turun ke lapangan untuk mengecek sejauh mana kesiapan MTQ di mana mereka akan menjadi tuan rumahnya.
Gebrakan Hasan Karman turun sendiri melihat kesiapan Lapangan Kridasana maupun Masjid Agung telah menepis anasir-anasir negatif, bahwa sosok non muslim tak akan bisa diharapkan berbuat optimal di even religius seperti MTQ.
Pendapat negatif itu keliru, karena Hasan Karman terus secara konsisten melakukan persiapan untuk bagaimana menyukseskan MTQ di daerahnya. Dia pun menyetarakan dengan visi-misi pembangunannya yang hendak membawa Singkawang menjadi spektakuler.
Langkah menuju ke arah spektakuler itu pun disusun secara rapi. Selain pembangunan fisik dengan menelan dana miliaran rupiah, juga non fisik seperti konsep penyambutan tamu di mana kebutuhan makan tetamu dialihkan dalam bentuk uang tunai. Hasan Karman berpikir jauh ke depan karena dari kebutuhan makan ribuan tamu akan menjadi multiplier effect bagi pedagang kecil maupun menengah di Kota Singkawang. Pada gilirannya tujuan Kota Singkawang menjadi kota pariwisata akan dapat terwujud melaui kehidupan sosial ekonomi yang bergairah. Gairah kehidupan masyarakat adalah prasyarat utama turis lokal dan internasional merasa menarik untuk berlibur dan berhibur ke suatu daerah tujuan wisata.
Hasan Karman terus konsisten memimpin Kota Singkawang di mana dia menunjukkan sebagai kepala daerah berdiri di tengah-tengah. Tidak lagi atas nama etnis, suku, maupun agama. Oleh karena itu dia rela melelang jam tangannya untuk percepatan rehabilitasi Masjid Agung di Kota Singkawang yang merupakan bagian penting dari titik pelaksanaan MTQ.
Eksistensi Hasan Karman tak dapat dipisahkan dari cerita kesuksesan pembukaan MTQ di Singkawang. Dia memberikan pelajaran hidup yang berkesan. Sesuatu yang sifatnya toleransi dan kerjasama secara total buat pembangunan.
Hal itu pula yang diajarkan dalam ayat-ayat suci Alquran di mana harus ada kerjasama antara sesama manusia, saling menebar kasih sayang, tolong menolong dan harga menghargai. Spirit untuk menjadi rahmat bagi lingkungan.
Jika Hasan Karman sudah memulai konsistensi tersebut, bagaimana kita semua warga Kalbar, warga bangsa Indonesia? Semboyan negara kita juga mengajarkan Bhinneka Tunggal Ika. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Walaupun berbeda-beda, tetapi tetap satu juga harus terimplementasi hingga ke hati nurani. ■




Baca selengkapnya..

Bedah Buku Laskar Pelangi-Dua Kisah Berlatar Pendidikan

Adversity Quontient adalah cabang ilmu baru yang menggenapkan Intelektual Quontient, Emotional Quontient dan Spiritual Quontient. Adversity bermakna kemampuan seseorang bertahan untuk menahan kemalangan.
“Adversity Quontient sekarang sedang populer. Menurut AQ ini, siapa yang paling sabar dan tahan uji, maka dialah yang akan sukses besar,” ungkap dosen Bahasa Inggris, FKIP Untan, Dr Aloysius Mering saat tampil sebagai pembedah buku Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata.
Bedah buku best seller di Gramedia ini digelar atas inisiatif Lingkar Siswa Khatulistiwa (LSK) yang diikuti tak kurang dari 60 peserta. Mereka umumnya adalah pelajar, mahasiswa, guru dan pengunjung di Gramedia, Ayani Mega Mall.
Aloysius Mering mengaku sudah membaca buku Laskar Pelangi. Dia menyatakan, isinya bergelut dengan AQ. Kisah pilu, syahdu dan sekaligus haru dari anggota Laskar Pelangi di sebuah SD miskin, nyaris roboh, di pesisir Pulau Belitong.
Kisah itu diakui Aloy sama dengan kisah dirinya sejak SD di Putussibau. Dia harus melangkah masuk sekolah dengan berjalan kaki hingga 18 km. Sebuah kisah yang nyaris sama dengan apa yang ditulis Andrea Hirata dengan crew Laskar Pelanginya yang menjadi bintang intelek, bernama Lintang.
Kata Aloy, memang begitu adanya potret pendidikan di pedalaman. “Apa yang ditulis di Laskar Pelangi benar adanya. Dan sukses Andrea Hirata menurut saya karena Adversity Quontient,” ungkap Aloy yang juga menyelesaikan pendidikan doktoralnya di manca negara dengan suma cum laude—sama dengan Andrea Hirata. Andrea kini bekerja di PT Telkom, sosok di Laskar Pelangi yang bernama Ikal, kuliah di Eropa. Tepatnya di Prancis.
Pada acara bedah buku Laskar Pelangi juga disemarakkan dengan tampilnya grup musik nasyid, serta pembacaan puisi soal kenaikan harga BBM oleh Tajul. Peserta bedah buku yang dimoderatori oleh Roni memberikan apresiasi dengan baik karena mereka menghargai karya sastra. Terutama Laskar Pelangi.
Andrea juga menulis puisi di dalam Laskar Pelangi. Sebuah kisah cinta Ikal buat Aling. “Lihatlah langit...kubawakan bunga krisan untukmu” Dan Aling pun membalas dengan puisi yang bernada rindu serta cinta berat. Petualangan cinta monyet dua etnis—Melayu Belitong dengan Tionghoa.
Saya yang juga tampil sebagai pembedah buku Laskar Pelangi lebih mengupas teknik kepenulisan yang diterapkan Andrea Hirata yang sederhana, namun memikat. Dia menggunakan teknik bertutur yang kronologikal bergenre narasi.
Kesederhanaan, kepolosan, pengakuan jujur itulah kekuatan dari buku novel Laskar Pelangi sehingga bisa memotivasi banyak pihak, Betapa tidak, banyak sekali antagonis-antagonis yang dimunculkan seperti sekolah miskin dan nyaris dibubarkan tetapi selamat dengan kedatangan sosok Harun yang abnormal. Sekolah yang reot nyaris roboh yang apabila disenggol kambing saja pasti roboh tetapi punya maestro seni bernama Mahar dan maestro ilmu pengetahuan bernama Lintang. Tak urung, SD ini menjadi populer karena kehebatan Mahar membuat tarian Afrika dengan tetabuhan tabla serta perang primitifnya sehingga mengalahkan supremasi SD PN Timah yang kaya raya. Puncak kisah paling menggelitik adalah tarian tabla itu sehingga membuat pembaca bisa tertawa terbahak-bahak.
Kisah Laskar Pelangi sudah akan difilmkan oleh sineas Mira Lesmana. Peran Ikal sendiri akan dimainkan suami Mira, Mathias Muchus. ■



Baca selengkapnya..

PKS Yakin Raih 20 Persen Parlemen

Tak kepalang tanggung pembedah buku Platform Partai Keadilan Sejahtera yang hadir di acara Milad ke-10 PKS di Hotel Kini, Sabtu (24/5) kemarin. Dr Fariastuti pakar ekonomi, Prof Dr Redatin guru besar bidang hukum—pencetus lahirnya ilmu koruptologi—Drs Gusti Suryansyah, M.Si pakar sosial, Ketua Dewan Penasehat DPW PKS Kalbar Drs H Abdurrahmi dan moderator Ir H Arif Djoni.
Para pakar memuji PKS yang terbuka dengan membuat platform perjuangannya sehingga bisa dikaji publik. Bahkan Fariastuti menyatakan sependapat dengan konsep ekonomi di dalamnya, bahwa pembangunan ekonomi tidak wajib mengejar pertumbuhan, tapi kesejahteraan sosial. Begitupula dengan Redatin yang memuji dengan kemampuan PKS menerbitkan pemikiran yang tebalnya lebih ketimbang GBHN zaman Orde Baru. Tetapi kebaikan itu diusulkannya untuk dapat ditulis dengan kondisi lokal Kalbar, serta penuangan yang tidak terlalu akademis. Demikian karena publik di Indonesia rerata masih tamatan SD dan SMP.
Panembahan Landak, Gusti Suryansyah yang tampil energik mengatakan PKS potensial mencapai angka 20 persen di parlemen. Hal ini ditandai dengan keberhasilan PKS sebagai partai dakwah, bertindak-tanduk dengan budi pekerti yang luhur. “Kita bangsa Indonesia merindukan politisi-negarawan yang berakhlak mulia,” ujarnya seraya mengatakan bulu kuduknya berdiri karena betapa dia prihatin dengan prilaku politisi yang tak sedikit terkuak amoral.
Abdurahmi menggenapkan bahwa buku yang diterbitkan memang untuk dikaji publik, sedangkan untuk internal ada sejumlah buku misalnya tentang AD-ART, tentang kiat-kiat praktis mencapai 20 persen kursi di parlemen, serta sejumlah buku saku. “Buku rahasia perusahaan tentu saja tak ada yang boleh tahu kecuali pengurus inti,” ungkapnya menggoda dan disambut tawa hadirin.
Di sesi yang lain, tampil tiga penanggap, masing-masing Ir H Priyambodo, H Yacob Mochsin, SH, MH; dan saya.
Priyambodo mengingatkan agar PKS berjalan lurus, cepat dan tepat. Jangan sampai isi platform yang dilaunching justru digunakan pihak-pihak lain. Termasuk propaganda secara negatif.
Yacob Mochsin mengingatkan perjuangan politik sebagai perjuangan mencapai kekuasaan. Sedangkan saya mengurai fakta-fakta pers yang merekam kegiatan-kegiatan PKS, termasuk hasil riset yang menunjukkan tingkat kepercayaan publik pada PKS cenderung meningkat.
Hasil riset itu diperkuat dosen Fisipol Untan Jumadi, S.Sos, M.Si yang hadir sebagai peserta. Kata dia, tak berlebihan jika PKS mentargetkan raihan kursi di parlemen karena tiga syarat dimiliki, yakni punya idiologi yang kuat, punya soliditas yang kuat dari massa pendukungnya, serta ketiga punya leadership. Hanya point ketiga PKS perlu lebih memantapkan karena pengalamannya berada di ranah politik baru seumur reformasi di Tanah Air. ■



Baca selengkapnya..